Selasa, 01 Januari 2013

Fenomena Jokowi-Ahok Bangkitkan Semangat Kaum Muda

Berbagai peristiwa pada 2012 mempengaruhi pergerakan pemuda Indonesia. Salah satunya adalah terpilihnya pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Jokowi (50), merupakan kandidat termuda ketimbang lima calon gubernur lainnya. Begitu pula Ahok (45). "Praktis kemenangan Jokowi-Ahok merupakan kemenangan bagi kaum muda atau mereka yang tengah memperjuangkan gerakan 'saatnya yang muda yang memimpin'. Fenomena Jokowi-Ahok juga membangkitkan pergerakan politik pemuda," kata Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan EN Rotorasiko, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (27/12/2012). Fenomena Jokowi-Ahok, kata dia, juga membuktikan bahwa orang dari daerah tidak selalu kalah kualitas dari orang Jakarta. "Kesederhanaan penampilan pasangan ini juga bisa menjadi pelajaran generasi muda yang ingin berkompetisi dipanggung politik," kata Taufan. Di sisi lainnya, dunia kepemudaan pada 2012 diwarnai oleh pengunduran diri Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng karena menjadi tersangka kasus korupsi. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah Indonesia pascareformasi dan setelah dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selama ini pejabat publik aktif yang menjadi tersangka, terdakwa dan bahkan terpidana kasus korupsi belum ada yang secara sportif mengundurkan diri. "Dua peristiwa itu bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda yang akan menjadikan tahun 2013 sebagai sarana mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014. Sportif dalam segala aktivitas, berkompetisi secara sehat, siap meraih kemenangan, berlapang dada dengan kekalahan, serta segera bekerja bila terpilih dan berani mundur bila ternyata tidak mampu," kata Taufan. Sportivitas menjadi sorotan bagi bangsa Indonesia. Apalagi, dalam Olimpiade 2012 di London, wajah bangsa Indonesia tercoreng dengan dengan adanya atlet bulutangkis yang didiskualifikasi karena dinilai tidak serius bermain, agar bisa memilih lawan di babak selanjutnya. Namun, sisi yang membanggakan justru berhembus dari luar negeri. Ketika rasa kebangsaan di tanah air mengalami erosi dan memerlukan rekonstruksi, angin segar justru berhembus dari luar negeri. Keturunan bangsa Indonesia yang berdomisili di berbagai negara di dunia telah mengadakan Kongres I Diaspora Indonesia, 6-8 Juli 2012 di Los Angeles, Amerika Serikat. "Mungkin inilah reaktualisasi semangat Sumpah Pemuda dalam skala global," kata Taufan. Ia menambahkan, yang perlu dirumuskan lebih lanjut adalah bagaimana kepedulian diaspora Indonesia bisa dioptimalkan untuk kemajuan bangsa dan negara. Misalnya mempercepat alih teknologi dari negara tempat domisili ke Tanah Air. "Dengan demikian kesempatan-kesempatan baru untuk berwirausaha dan mandiri secara teknologi dapat segera tercipta," katanya. Taufan mengatakan, menyongsong 2013, pemuda Indonesia harus meningkatkan kemandirian dan kepedulian terhadap negara. "Visi kebangsaan harus dimiliki, terutama oleh kaum muda. Sebagai penerus bangsa, pemuda harus menciptakan ruang-ruang untuk tumbuh dalam koridor kebhinekaan dan kerakyatan," katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, ditahun mendatang, karya-karya dari pemuda potensial diharapkan muncul kepermukaan. "Baik dari bidang politik maupun dalam bidang kewirausahaan untuk menopang masa depan bangsa Indonesia kedalam satu atap rumah berbangsa dan bertanah air," tukasnya. Ia mengatakan, masih banyak isu kepemudaan yang perlu disoroti. "Dalam perspektif pemuda Indonesia yang berwawasan kedepan, persoalan-persoalan di tahun 2012 perlu menjadi perhatian dan pembelajaran untuk membangun pemuda Indonesia yang mandiri," tandasnya. SUMBER: http://www.gunadarma.ac.id http://jakarta.okezone.com/read/2012/12/27/500/737934/fenomena-jokowi-ahok-bangkitkan-semangat-kaum-muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar